InvestasiPengetahuan

Mengenal Siapa dan Bagaimana Kisah Warren Buffett Menjadi Kaya dengan Investasi

43
×

Mengenal Siapa dan Bagaimana Kisah Warren Buffett Menjadi Kaya dengan Investasi

Share this article
Kisah Warrent Buffet Jadi Kaya dengan Investasi
Kisah Warrent Buffet Jadi Kaya dengan Investasi

Kisah Warren Buffet – Siapa yang tidak kenal dengan Warren Buffet? Kalau Bill Gates? Siapa yang tidak mengenal Bill Gates, namanya selalu ada dalam deretan teratas orang terkaya di dunia. Bill Gates sangat populer, siapa yang tidak mengenalnya? Wah, kalau masih ada yang tidak mengenal siapa beliau, berarti Anda ‘keterlaluan’. Namun pada tahun 2008 posisi Bill Gates diambil alih oleh WARREN BUFFET.

Biografi Warren Buffett

Apakah Anda mengetahui siapa Warren Buffet? Warren Buffet adalah orang terkaya nomor dua setelah Bill Gates. Lain dengan Bill gates yang begitu popular di seluruh dunia, banyak orang tidak mengenal Warren Buffet sebagai orang terkaya nomor dua di dunia.

Keping-keping uang Buffett diperoleh dari keuntungan sesudah membeli perusahaan-perusahaan terdaftar di pasar modal yang dapat diakses setiap investor. Karena itu Warren Buffett boleh disebut sebagai salah seorang ikon pasar modal.

Warren Buffett adalah seorang investor, pebisnis, dan juga seorang filantopis. Ayahnya bernama Howard Buffett, seorang broker saham dan juga anggota DPR AS. Ibunya bernama Leila Buffett. Sejak kecil Buffett sudah diajarkan tentang bisnis dan matematika, terutama matematika kompleks yang dia kuasai dengan cepat. Dia juga banyak membaca buku tentang bisnis dan pasar modal sejak dini.

Terlahir dengan nama Warren Edward Buffett di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat 30 Agustus 1930, beliau adalah seorang investor dan pengusaha Amerika Serikat. Ia memiliki julukan “Sage of Omaha” atau “Oracle of Omaha” alias seorang peramal dari Omaha.

Warren dianggap sebagai orang yang bisa memprediksikan saham apa saja yang naik, dan saham apa saja yang turun. Kapan harus mengambil, atau kapan harus menjual, semuanya seolah sudah ada dalam “pengetahuannya”.

Karena itu, apa saja yang dikatakannya tentang dunia saham, maka akan selalu diikuti oleh banyak orang. Buffett telah mengumpulkan kekayaan yang sangat besar dari kecerdikannya berinvestasi melalui perusahaannya Berkshire Hathaway, di mana dia memegang 38% saham.

Dengan perkiraan pendapatan bersih AS$44 milyar pada 2005, dia menduduki urutan kedua sebagai orang terkaya kedua dunia menurut Forbes, di belakang Bill Gates. Pada tahun 2008, ia menggantikan posisi Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes.

Pada usia 11 tahun, dia sudah bekerja pada broker ayahnya, pada tahun yang sama juga dia membeli saham pertamanya yaitu saham Cities Services seharga $38,25 per lembar. Setelah itu, dia menjual kembali saham tersebut seharga $40. Beberapa tahun kemudian, harga saham yang telah dia jual mencapai $200 per lembar. Hal itu menyebabkan Buffet berpikir untuk tidak terburu-buru untuk melepas sahamnya.

Pada umur 14 tahun, saat Buffet masih duduk di banku SMA, dia memulai bekerja dengan memasang mesin pinball di tempat potong rambut, dan dari keuntungan usaha sebesar $ 1200 dia membeli 40 ha tanah pertanian yang akhirnya dia sewakan pada petani lokal.

Meski dia tergolong anak yang pandai disekolah, tapi Buffett malah berpikir bahwa sekolah bukan tempat untuk mengasah naluri bisnis dan wirausaha yang mengalir dalam darahnya.

Ia mulai lagi dengan menjadi loper koran, lalu bergabung dengan Wilson Coin Op, sebuah perusahaan pembuat mesin pinball. Dan yang pasti, Buffet mendapatkan pendapatan pasif dari uang sewa yang dibayarkan oleh petani yang menyewa tanahnya.

Saat dia lulus dengan nilai terbaik dari 20 besar dikelasnya, Buffet mempunyai simpanan uang sebesar $5000. Kala itu usianya masih 16 tahun. Seringkali Buffet membantu ayahnya dengan bantuan finansial dan dia juga membiayai sekolahnya sendiri.

Pada tahun 1947, saat Buffet lulus SMA dari Washington, DC’s Woodrow Wilson High School, Warren Buffet mulai masuk ke jenjang perguruan tinggi di University of Pennsylvania, kemudian dia pindah ke University of Nebraska. Semasa kuliah, dia pernah membaca buku Benjamin Graham’s The Intelligent Investor yang membuka kesadaranya untuk segera memulai investasi.

Buffett mendapatkan gelar Master Ekonomi pada Columbia Business School. Disana Buffet sempat diajar oleh Benjamin Graham, Walter Schloss dan Irving Kahn yang merupakan investor berpengaruh pada masa itu. Filosofi bisnis Buffett sangat dipengaruhi oleh buah pemikiran dari Philip Fisher.

Setelah mendapat nilai A+ pada mata kuliah Analisa Ekonomi dengan dosen Benjamin Graham, Buffet bertemu dengan Graham-Newman. Sebelumya Buffet bekerja pada broker ayahnya sebagai salesman sampai suatu ketika ia bertemu Graham yang belakangan memberinya posisi pekerjaan pada tahun 1954. Buffet kembali ke Omaha dua tahun kemudian, ketika itu Graham mengundurkan diri dari jabatannya.

Kisah Warren Buffett Kaya dengan Investasi

Buffett mengumpulkan kekayaan yang berlimpah dari sebuah perusahaan investasi yang bernama Berkshire Hathaway, dimana dia juga sebagai pemegang saham terbesar merangkap sebagai CEO diperusahaan tersebut.

Dengan jumlah kekayaan bersih (kira-kira) sebesar US$ 52 milyar, dia menduduki peringkat ketiga terkaya didunia berdasar survey pada April 2007 dibawah Bill Gates dan seorang pebisnis asal Meksiko yang bernama Carlos Slim Helú.

Menarik Juga  Ketahui Investasi dengan Tingkat Risiko Rendah

Sesuai dengan komitmen yang telah ia buat sebelumnya, pada bulan Juni 2006 Buffett menyumbangkan 83% hasil keuntungan usahanya pada Bill and Melinda Gates Foundation. Total donasi Buffett kala itu mencapai $30 milyar, sebuah pencapaian donasi terbesar dalam sejarah Amerika. Dana tersebut merupakan dua kali dana yang biasa dikumpulkan yayasan Bill and Melinda Gates Foundation.

Meskipun memiliki kekayaan dalam jumlah besar, Buffett lebih dikenal sebagai orang yang sederhana dan hemat. Pernah suatu kali dia mengeluarkan dana $ 9,7 juta dari usaha Berkshire sebagai klausul dengan perusahaan jet pada tahun 1989, dia membuat sebuah lelucon yang berjudul “Sebuah hal yang tidak dapat dipertahankan” karena kritik yang dilontarkan sebelumnya kepada CEO lain tidak dipertimbangkan karena nilakontrak tersebut amat tinggi.

Saat ini Buffett masih tinggal dalam kesederhanaan di kompleks Dundee, dekat Omaha, Nebraska. Rumah tersebut ia beli seharga $ 31.500. Dia juga pernah menjual sebuah rumah mewah miliknya di Laguna Beach, California senilai $ 700.000.

Pada tahun 2006 gaji tahunannya adalah sebesar $ 100.000, yang nilainya lebih kecil dibandingkan gaji eksekutif lain di perusahaan sejenis. Sekedar informasi, gaji CEO yang perusahaannya terdaftar dalam S&P500 rata-rata sebesar $9 juta setahun pada tahun 2003. Terlepas dari hal itu semua, nama Buffett terdaftar sebagai 100 Orang Berpengaruh di Dunia versi majalah Time.

Perusahaan Warren Buffett

Buffett mendirikan perusahaannya yang pertama pada tahun 1956 yang bernama Buffett Associates, Ltd. Modal usahanya kala itu adalah $100.000 dari Buffet dan $ 105.000 dari gabungan mitra usaha yang terdiri dari keluarga dan teman-teman Buffet.

Lalu, Buffett juga mendirikan beberapa kerjasama usaha yang kemudian digabung menjadi Buffett Partnership Limited. Kala itu ia menjalankan bisnisnya dari tempat tidur. Dia sibuk menyusun pendekatan investasi dan struktur pembagian hasil usahanya. Investasinya saat itu merugi 30% selama tahun 1956-1969.

Buffet mempunyai tiga pendekatan dalam hal SDM : 1. Umum : menilai saham berdasar karakteristik dan tingkat pengembalian dan resikonya. 2. Menengah : SDM diluar lingkup pekerjaan usaha, seperti bagian Merger, Akuisisi, likuidasi,dll. 3. Pengendalian : Seperti membangun unit usaha, dan juga dengan pemegang saham.

Chairman dan chief executive Berkshire Hathaway Inc tersebut dikenal piawai meracik investasi. Perusahaan investasinya itu memegang saham besar pada sejumlah perusahaan terkemuka seperti Coca-Cola Co, Anheuser-Busch Cos dan Wells Fargo & Co. Buffett juga dikenal sebagai seorang dermawan.

Kekayaan pribadinya, baik berupa uang, properti dan saham, yang mencapai 49 miliar dolar AS (Rp455.700.000.000.000) sudah ia ikrarkan akan disumbangkan ke lima yayasan sosial. Wow Gila banget nih orang.

Hal yang Perlu Dipelajari dari Warren Buffett

Sebagai calon orang kaya, kita perlu juga belajar dari Warren Buffet ini. Karena memang ada beberapa sisi menarik dari kehidupannya yang dapat kita ambil sebagai pelajaran.

  • Warren Buffet pertama kali membeli saham untuk investasi pada saat berusia 11 tahun. Dan dia mengatakan bahwa itu sebenarnya sudah terlambat.

Pelajarannya adalah: “Ajarkanlah anak-anak kita untuk berinvestasi sejak usia dini.” Hal ini akan terbawa terus dalam pola hidupnya.

  • Dia berhasil membeli sebuah ladang kecil pada usia 14 tahun dari hasil menjadi pengantar koran.

Pelajarannya adalah: “Ajarkanlah anak-anak kita untuk berbisnis sejak kecil. Dan sesuatu akan bisa dibeli dari hasil bisnis & menabung.”

  • Dia tetap tinggal di rumahnya yang relatif kecil, berkamar 3, dan sudah ditempati sejak menikah 50 tahun yang lalu. Dia mengatakan: “Saya memiliki segalanya di rumah ini.

Pelajarannya adalah: “Belilah sesuatu yang benar-benar anda butuhkan.”

  • Dia menyetir sendiri mobilnya kemana saja dan tidak pernah membutuhkan sopir maupun bodyguard.

Pelajarannya adalah: “Jangan pernah tergantung pada orang lain, hiduplah mandiri dan jadilah dirimu sendiri.”

  • Dia tidak pernah mengendarai jet pribadinya, meskipun dia memiliki perusahaan jet terbesar di dunia.

Pelajarannya adalah: “Selalulah berpikir cukup & bersyukur dengan apa yang engkau miliki.

  • Perusahaannya, Berkshire Hathaway, memiliki 63 anak perusahaan. Dia hanya menulis satu surat kepada para CEO-nya, yaitu memberitahukan mereka tentang target tahun itu. Dia tidak pernah rapat atau memanggil mereka.

Pelajarannya adalah: “Letakkanlah orang yang tepat pada posisi yang tepat.”

  • Dia hanya membuat 2 peraturan untuk para CEO-nya:
  1. Jangan habiskan uang pemegang saham
  2. Jangan lupa peraturan No. 1

Pelajarannya adalah: “Buatlah suatu target yag jelas dan buatlah mereka fokus terhadap target tersebut.”

  • Dia tidak banyak bergaul dengan kalangan kelas atas. Dia banyak menghabiskan waktunya makan popcorn dan menonton TV di rumah.

Pelajarannya adalah: “Jangan suka pamer, jadilah diri sendiri.”

Warren Buffet termasuk orang yang tidak suka membawa handphone, bahkan tidak mempunyai computer di mejanya.

Bill Gates, sang pendiri kerajaan Microsoft, lima tahun lalu pernah mengadakan pertemuan dengan Warren Buffet. Rencana awalnya Bill Gates hanya akan bertemu sekitar 30 menit saja. Tapi kenyataannya, dia menghabiskan hampir 10 jam untuk berbincang-bincang dengan Warren Buffet.

Nasihat Warren Buffet untuk Anak Muda

Dia bilang: “Jauhkanlah dirimu dari pinjaman bank atau kartu kredit. Berinvestasilah dengan apa yang kamu miliki. Serta ingatlah bahwa:

  1. Uang tidak menciptakan manusia, tapi manusialah yang menciptakan uang
  2. Hiduplah sederhana dan jadilah dirimu sendiri
  3. Jangan melakukan apapun yang dikatakan orang. Dengarkan mereka, tapi lakukan apa yang baik saja untuk dirimu
  4. Jangan memakai sesuatu karena merk, pakailah yang benar-benar nyaman untukmu
  5. Jangan habiskan uangmu untuk hal yang tidak benar-benar penting
  6. Jika engkau telah berhasil dalam hidupmu, berbagilah dan ajarkanlah kepada orang lain.
Menarik Juga  Daftar Saham Blue Chip di Indonesia Cocok Untuk Investasi Minim Risiko

Warren Buffett adalah mahaguru investasi dunia. Beliau telah mengumpulkan kekayaan milyaran dollar lewat kecerdikannya berinvestasi melalui bendera Berskhire Hathaway, perusahaan yang dikelolanya.

Pada awalnya di Berkshire, Buffett berfokus pada investasi jangka-panjang dalam perusahaan-perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek, namun sekarang ini sudah beralih menjadi pembeli perusahaan secara keseluruhan.

Sebagai investor Ritel, Apa yang Dapat Dipelajari dari Warren Buffett?

Beberapa orang seringkali bersikap pesimis terhadap cara investasi dari Warren Buffett. Alasannya sederhana, karena beliau menyimpan saham yang dibelinya dalam waktu yang sangat lama, sehingga kebanyakan orang tidak ’sreg’ dengan cara ini karena masih dikendalikan oleh ketidaksabaran dan emosi (fear and greed).

Orang-orang yang baru mulai belajar main saham, cenderung mencari cara secepat mungkin untuk memperoleh profit dan menjadi kaya. Padahal, ketidaksabaranlah yang membuat beberapa orang justru mengalami kerugian besar. Kalau Anda amati baik-baik, pesan-pesan penting dari Warren Buffett yang perlu diketahui bisa diringkas menjadi 4 poin penting. Apa saja itu?

  1. Dalam jangka pendek, market cenderung volatile
  2. Dalam jangka panjang, market cenderung selalu naik (uptrend)
  3. Semakin lama Anda menyimpan saham Anda, semakin rendah resiko Anda
  4. Anda akan selalu menang apabila Anda menyimpan saham dalam waktu yang lama

Nah,perlu Anda ketahui sebenarnya Warren Buffet dan investor-investor brilian dunia lain seperti Peter Lynch atau John Templeton mengakui bahwa mereka tidak mengetahui arah pasar dan sampai kapanpun tidak ada seorang pun yang dapat meramalkan arah pasar. Lantas, mengapa mereka bisa menjadi investor yang sukses?

“Sebuah Jawaban Sederhana : Mereka Membeli Saham Saat Harga DISCOUNT (Undervalued)”

Perlu Anda ketahui bahwa harga saham yang Anda lihat saat ini tidak mencerminkan harga (value) saham itu sesungguhnya. Saat optimisme masyarakat meningkat, harga saham akan ikut meningkat (overprice) dan saat pesimisme meningkat, harga saham juga ikut menurun drastis.

Jadi, ini adalah rahasia para investor sukses seperti Warren Buffett, Peter Lynch, maupun John Templeton. Kata-kata Warren Buffett yang paling menarik adalah kenyataan bahwa ia memang tidak pernah meramalkan arah pasar. “I have no idea where the market going to go. I never did and never will. It’s not something I think about at all.

Kesimpulannya: “Belilah saat harga saham berada di bawah nilai intrinsiknya!” Bagaimana caranya ? Nantikan di artikel-artikel berikutnya. Jadi belum ada kata terlambat tuk mencoba belajar sesuatu dari beliau.

Guru Warren Buffet

Warren Buffett mengaku mengagumi pula, selain Benjamin Graham, Philip Fisher. Dua orang yang dianggap sebagai maha guru oleh Buffett memiliki karakter investasi yang berbeda. Graham lebih dikenal dengan strategi investasi nilai.

Saat memilih saham, Graham selalu mendasarkan pada analisis fundamental keuangan perusahaan dan strategi diversifikasi. Artinya, Graham menekankan pada kriteria kuantitatif, selalu mencari saham yang harga pasar jauh di bawah harga wajar.

Sebaliknya, Philip Fisher lebih menekankan pada kriteria kualitatif. Menurut Fisher, sebelum membeli saham sebuah perusahaan, lihat dulu tim manajemen pengelolanya, bagaimana cara perusahaan tersebut dikelola. Buffett melihat, ada kesamaan dari kedua orang pakar tersebut. Keduanya sukses dan sama-sama berpikir jangka panjang untuk setiap investasi.

Graham misalnya menganjurkan agar investor memilih saham yang layak dipegang, meski pun pasar saham mendadak tutup besok. Sedangkan Fisher memberi contoh lewat cara dia memegang saham Texas Instrument, yang dibeli sejak awal perusahaan tersebut melakukan private placement. Nah, Buffett sang brilian, mencoba menggabung strategi Graham dan Fisher.

Sebelum menentukan pilihan, dia akan meriset perusahaan tersebut habis-habisan, mulai dari sisi bisnis, manajemen, finansial dan pasar. Dengan dasar riset tersebut Buffett mengerti benar tentang perusahaan-perusahaan yang hendak dibelinya.

“Belilah perusahaan sederhana dan mudah dipahami. Kinerja masa lalunya konsisten dan memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan,” pesannya kepada para investor.

Pakem investasi itu diterapkan oleh Buffett ketika membeli saham Coca-Cola, Gillete, dan Walt Disney. Coca-Cola perusahaan yang paling disukai oleh Buffett, karena memiliki merek dagang yang sangat kuat dan menguasai pangsa pasar dominan.

Ketiga korporasi andalan Buffett memang bernasib sial pada 1998. Tapi, itu bukan berarti habis. Waktu memilih Coca-Cola, Buffett bukan tidak melihat bahwa akan ada pesaing yang muncul kemudian. Justru ia berasumsi, dengan munculnya produk baru, maka para pemasar Coca-Cola akan semakin gencar memasarkan produknya. Minimal akan mempertahankan pangsa pasar. Selain itu, manajemen keuangan akan mampu mengoptimalkan laba.

Inti dari semua itu, Buffett lebih berpikir tentang investasi jangka panjang, pada saham-saham perusahaan yang produknya dikenal dengan baik. Alasan itu pula yang membuat ia tidak pernah mau membeli saham Microsoft.

Padahal semua orang kini melihat ekspansi Microsoft di dunia ini. Ketergantungan pengguna komputer terhadap Microsoft begitu tinggi, barangkali mirip dengan apa yang dilakukan Coca-Cola. Tapi sekali lagi, meski pun Bill Gates pemilik Microsoft adalah sahabat dekat Buffett, tapi ia tak berminat membeli saham Microsoft. Buffett tak memahami produk tersebut.

Menarik Juga  Fatwa MUI tentang Cryptocurrency yang Harus Diketahui!

Perlu dicatat juga, Buffett tidak pernah menerapkan prinsip beli saham, tapi membeli bisnis (buying a business not share). Misalnya, terhadap Coca-Cola yang jatuh pada 1998-1999, ia tetap bersandar pada tren jangka panjang. Menurut asumsinya, setelah penurunan itu Coca-Cola bukan hanya akan memperbaiki kinerjanya.

Kondisi mutlaknya, manajemen harus memenuhi tiga syarat. Pertama, mereka harus rasional. Kedua terbuka kepada pemegang saham. Ketiga, menolak untuk meniru praktik dan kebijakan manajemen perusahan lain, tanpa memedulikan kesesuaian nalar.

Sikap berpikir jangka panjang itu pula yang membuat ia kerap melawan apa yang terjadi di pasar. Menurutnya pasar muncul setiap hari dan menawarkan pada harga berapa Anda membeli dan menjual. Harganya berubah-ubah tak menentu.

“Pasar bertugas melayani Anda bukan membimbing Anda. Dompetnya dan bukan kearifannya yang Anda butuhkan,” katanya suatu saat. Kejutan-kejutan bukan hanya ditunjukkan Buffett lewat model investasinya di pasar modal.

Itu juga terjadi dalam kehidupan pribadinya. Beberapa pekan lalu, kita dibuat tercengang dengan keputusannya untuk menyumbangkan 85 persen kekayaan, sekitar 34 miliar dolar AS kepada yayasan milik Bill Gates sahabatnya. Keputusan itu didasarkan atas pesan Susan sebelum wafat dua tahun lalu. “Berikan sebagian kekayaan kita kepada publik.”

Cara Warren Buffett Memilih Saham

Kemampuan Warren Buffett memilih saham yang bernilai di bawah harga pasar, merupakan bukti hidup yang mengagumkan. Beberapa ahli mengatakan, kemampuan itu sekaligus menjadi bukti kegagalan teori akademis yang meyebutkan bahwa pasar bersifat efisien. Artinya harga saham berkait erat dengan informasi yang beredar di publik tentang perusahaan terkait.

Menurut Buffett, pasar kerap salah menentukan harga. Pasalnya harga pasar kerap ditentukan oleh emosi para investor. Padahal emosi para investor bersifat jangka pendek, sementara dalam jangka panjang pasar justru akan mengikuti fundamental perusahaan.

Lantaran itu seperti ditulis Robert G Hagstroom Jr dalam The Warren Buffett Portfolio (1999), Buffett lebih memilih fokus kepada beberapa saham ketimbang harus menyebar investasi ke banyak saham perusahaan.

“Pilih beberapa saham yang kemungkinan besar akan menghasilkan tingkat pengembalian di atas rata-rata dalam jangka panjang. Pusatkan investasi Anda pada saham-saham tersebut. Kuatkan mental Anda dari godaan fluktuasi harga pasar.

Begitu penjelasan Buffet dalam buku tersebut. Persoalannya bagaimana investor harus menentukan saham pilihannya. Yang dilakukan Buffett sebelum menentukan pilihan berpatokan pada empat prinsip: bisnis, finansial dan pasar.

Buffett selalu membeli perusahaan yang bisnisnya sederhana dapat dipahami. Perusahaan memiliki kinerja masa lalu yang konsisten dan juga memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan. Dasar inilah yang membuat Buffett tidak mau masuk ke Microsoft. “Jika Anda tak memahami bisnis suatu perusahaan, Anda tak dapat membuat penilaian rasional terhadap nilai investasinya.”

Selain itu, manajemen perusahaan harus memiliki tiga persyaratan, yaitu harus rasional, terbuka kepada pemegang saham, tidak meniru manajemen perusahaan lain dan harus mengalokasikan uang perusahaan ke investasi yang memiliki nilai tambah bagi pemegang saham.

Buffett akan membeli perusahaan yang tingkat pengembalian ekuitas (ROE) bagus, bukannya pendapatan per saham. Selisih laba mesti tinggi dan setiap dolar yang ditahan oleh perusahaan, perusahaan dapat menciptakan minimal sedolar nilai pasar perusahaan.

Buffett hanya membeli saham jika harganya menarik. Maksudnya, adalah saat harga saham jatuh ke bawah harga wajar hasil analisis, dengan dasar perusahaan itu beroperasi terus dan sehat. Selisih harga pasar dan harga wajar ini berfungsi sebagai marjin aman (margin of safety), yang dapat mengurangi kerugian karena salah hitung. Marjin ini juga jadi salah satu sumber keuntungan jika saham kembali ke harga normal.

Pada bulan September 2005, Bill Gates dan Warren Buffet, dua orang terkaya AS dan terkaya di dunia, duduk bersama para mahasiswa Universitas Nebraska. Disana mereka diberondong pertanyaan dari para siswa dimana disini dua orang kaya ini menunjukkan sikap terbuka akan tanggung jawab mereka untuk menggunakan kekayaan demi tujuan memperbaiki dunia.

Daripada “pensiun” dan tidak melakukan apapun, dua orang yang luar biasa kaya ini secara aktif mengejar pekerjaan yang mereka rasakan penting. Ketika Warren Buffet, pria 77 tahun ditanyai apa yang akan dikerjakan 10 tahun mendatang dari sekarang, dia mengatakan : “Saya akan melakukan persis dengan apa yang saya lakukan sekarang karena saya sekarang melakukan persis apa yang saya sukai”.

Sedang Bill Gates khusus menghabiskan 2 minggu dalam setahun agar dirinya dapat fokus membaca dan memikirkan berbagai “proposal ide dan gagasan” yang dikirim orang kepadanya. Dia amat berkepentingan mendapatkan “amanat” dari berbagai proposal itu dan tidak ingin kehilangan untuk melihat kesempatan baru.

Seorang muda menanyai Warren Buffet tentang apa pendapatnya tentang sukses. Warren menjawab bahwa dia berpikir sukses itu memiliki banyak orang yang mencintainya ketika ia menjadi semakin berumur. Warren ingin mengatakan bahwa dia telah melihat orang yang membuat banyak uang namun berakhir dengan tidak seorangpun yang mengasihinya.

Orang-orang ini kelihatnya berpikir secara berbeda dibandingkan kebanyakan orang Amerika. Jika anda benar-benar menemukan pekerjaan yang anda sukai, pensiun menjadi kehilangan maknanya. Jika anda menemukan tujuan dalam pekerjaan anda, uang akhirnya hanya menjadi produk sampingan.

Jika anda ingin belajar langkah demi langkah cara berinvestasi ala Warren Buffet, anda bisa download caranya petunjuk dan ajaran Warren Buffet disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *